Jumat, 30 November 2018

RESENSI BUKU : Dipenghujung Pelukan

RESENSI BUKU
Oleh : Nurul inayah arifin (staf perpus smpn 4 mks)
Teknik Focusing : Tak seharusnya Kehilangan menjadi duka
Identitas cerpen
Judul Buku : Dipenghujung Pelukan
Nama Pengarang : lit Sibarani & Momo DM
Penerbit : Mediakita
Tebal Buku : 268 lembar
Cetakan : ke-1, Jakarta 2017

Karya lit sibarani & Momo DM merupakan karya sekian kalinya. Dipenghujung pelukan adalah sebuah kisah nyata yang pernah dialami penulis yang dituangkan dalam bentuk cerpen. Penulis mampu memikat para penggemar karya lit sibarani & Momo DM karena terlihat dari dimuatnya buku ini terlibat banyak sahabatnya yang berkenan merayakan suka duka kehilangan lewat tulisan.
Buku ini menceritakan tentang sebuah kisah seorang anak yang baru merasakan arti kehilangan setelah ibunya telah tiada. Mulai dari kisah  dari perselingkuhan yang terlarang, sakit hati antara dua sahabat yang terlibat cinta segitiga,  hingga cinta yang berujung balas dendam.
Penulis mengungkapkan bahwa Luka tak seharusnya ada dalam pelukan, jika saja keihklasan menjadi mahkota bukan sebuah amarah yang membabi buta. Tetapi pelukan tak akan melahirkan makna, jika luka tak hadir di antaranya (Hal : 259).
Berbeda dengan buku karya lit sibarani sebelumnya, karyanya memuat kisah-kisah melankolis yang tentu saja bisa menguras perasaan, emosi serta air mata pembacanya. Alur cerita didalamnya yang seolah - olah membawa pembaca ikut menyaksikan secara langsung dan merasakan semua konflik jiwa nan haru biru yang terdapat didalamnya. Ada banyak motivasi yang bisa ditarik buku ini. Diantaranya: kehilangan tak selamanya menjadi duka, kesetiaan, kegigihan, serta kesabaran dalam menghadapi semua masalah.

Kamis, 08 November 2018

Guru Dambaan Surga

"Siapa yang ditanya tentang ilmu lalu menyembunyikannya, kelak di hari kiamat akan dihajar dengan cambuk api neraka." (HR. abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Mengajar dengan senyuman kearifan dan keakraban,merupakan motivasi bagi siswa untuk semangat belajar. Mengajar adalah ibadah,begitu pula dengan senyum. Guru yang mencintai tugasnya pastilah berkah ilmunya.
Terkadang guru yang mencintai tugasnya, walaupun telat, ia pasti akan datang juga. Walaupun ia sakit, ia tetap mengajar. Karena baginya,mengajar adalah panggilan hati nurani.
Dulu guru itu kejam, tapi sifatnya mendidik. Sekarang itu tidak berlaku lagi bagi guru profesional. Guru yang berakhlak mulia, kekerasan hanya memberikan dampak yang buruk bagi siswa. Mendidik dan mengajar adalah hal yang sungguh jauh berbeda.
Mengajar itu menyampaikan pengetahuan dan siapa saja boleh mengajar. Tetapi mendidik bukan hanya menyampaikan pengetahuan namun menjadikan anak berkembang menjadi orang yang dan sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Dulu waktu kita sekolah,kadang kita mengidolakan seorang guru. Segala gerak geriknya kita perhatikan begitu pula dengan perkataannya. Ketika sampai dirumah, bayangan senyum guru idola kita masih teringat. Mata pelajarannya pun terasa mudah dimengerti, tak ada rasa takut bila guru idola yang mengajar. Guru harus punya kharisma,karena guru patut menjadi tempat penilaian.
Guru adalah yang digugu yang ditiru,seharusnya memberikan pemahaman kepada anak didiknya seperti cara rasulullah Saw kepada sahabatnya,yaitu mengajarkan ilmu dengan berlandaskan pengetahuan agama yang bagus. Baik untuk dirinya maupun anak didiknya. Seperti akan memulai pelajarannya degan mengajak anak berdoa.
Doa itu, bagi orang yang beriman tak hanya sekedar ibadah dan tempat memohonnya pahala. Tapi ia adalah sumber energi dan kekuatan. Banyak berdoa merupakan kebiasaan orang-orang sholeh.
Guru dan murid sama-sama mengejar kesuksesan yang berbeda. Jika guru mengajar dengan baik,mengajar dengan hati yang bersih, ikhlas dan jujur, maka keberhasilan akan mudah untuk diraih.
Genggamlah dunia dengan ilmu. Raihlah kesuksesan dengan ilmu. Hanya Allah Swt yang bisa mengangkat derajat orang yang berlimu dan memanfaatkan ilmunya.

Jumat, 02 November 2018

Berkawan Dengan Perpustakaan

Perpustakaan dulu memang identik dengan tempat membaca, sepi, dan tak tertata rapi. Tapi itu zaman old, sekarang Zaman now, pelayanan sudah bagus. Ada sistem komputerisasi untuk mencari buku dengan cepat dan didukung oleh fasilitas wifi gratis. Ada layanan remaja, referensi, kamus, dan jurnal. Perpustakaan kini bergeser sebagai tempat belajar atau rumah belajar modern yang disertai dengan ruang diskusi. 
Pelayanan perpustakan kini semakin berkembang, apalagi semua pelayanan itu cuma-cuma alias gratis. Jadi ada dampak signifikan perpustakaan terhadap masyarakat. Salah satunya kegiatan yang diadakan oleh dinas perpustakaan kota Makassar, seperti kelas khusus literasi, computer, public speaking dll.

Menariknya lagi peserta yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari berbagai kalangan. Jadi perpustakaan tak semata-mata membaca buku, tetapi tempat mendidik dan meningkatkan potensi masyarakat. Bukan hanya tempat pinjam dan membaca buku, melainkan tempat belajar dengan konsep literasi berbasis inklusi sosial.